Tumbuhan Klorofil

MAKALAH TENTANG TUMBUHAN BERKLOROFIL, TUMBUHAN TIDAK BERKLOROFIL  DAN FUNGSI ALAT TUBUH TUMBUHAN
Dosen Pengampu:   Desi Wulandari, S.pd., M.pd.

Disusun oleh:
Jamiatul Arini (02)
Ragil Kurniawan(05)
Titik Handayani(13)
Nadya Putri A(18)

ROMBEL 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami, sehingga alhamdulillah akhirnya kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD berupa makalah tentang Tumbuhan Berklorofil, Tumbuhan Tidak Berklorofil dan Fungsi Alat Tubuh Tumbuhan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca akan membantu kami untuk memperbaiki makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap semoga para pembaca dapat mendapatkan manfaat setelah membaca makalah ini dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, bahasa atau yang lainnya.

Semarang ,  28 September  2018

                                    Penulis





i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................................................... 1
B.     Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 1
C.     Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
BAB II ISI
Fotosintesis ........................................................................................................................... 2
Definisi Klorofil...................................................................................................... 
Pengertian Tumbuhan Berklorofil........................................................................... 
  Contoh-contoh Tumbuhan Berklorofil.................................................................... 
Tumbuhan Tidak Berklorofil.............................................................................................
  Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil................................................................
  Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil.........................................................
Struktur dan Fungsi Alat Tubuh Tumbuhan
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan.........................................................................................................................
B.    Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................













ii
BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan kehidupan di dunia ini. Tumbuhan hijau (berklorofil), misalnya memiliki peran sangat sentral di dalam menyediakan makanan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang digunakan oleh makhluk hidup untuk bernapas. Tumbuhan yang tidak berhijau daun (tidak berklorofil), juga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Di dalam ekosistem, jamur saprofit berperan di dalam menguraikan zat organik yang terdapat pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi zat anorganik, dan mengembalikannya kepada lingkungan abiotik. Oleh karena itu diperlukan analisis yang baik dan benar mengenai tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil agar kita dapat lebih mengetahui dan memahami tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.

B.     Tujuan Penulisan

Menjelaskan tentang proses fotosintesis
Menjelaskan tentang klorofil
Menjelaskan tenang tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.
Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan berklorofil.
Mengetahui beberapa contoh tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.
Mengetahui fungsi alat tubuh tumbuhan

C.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah proses terjadinya fotosistesis pada tumbuhan?
Bagaimanakah penjelasan tentang tumbuhan berklorofil ?
  3.  Bagaimanakah penjelasan mengenai tumbuhan tidak berklorofil ?
  4.  Bagaimanakah fungsi alat tubuh tumbuhan?














BAB II
ISI
FOTOSINTESIS
Menurut ilmu biologi, fotosintesis adalah proses mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia kemudian menyimpannya dalam bentuk glukosa (gula atau karbohidrat). 
Dari pengertian diatas, kita bisa mengambil kesimpulan. Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan hanya terjadi pada tumbuhan dan beberapa ganggang/alga (Kingdom Protista). 
Tumbuhan memerlukan cahaya, CO2, dan H2O untuk membuat glukosa. Proses fotosintesis terjadi didalam sel tumbuhan, tepatnya di bagian kloroplas, lebih khususnya menggunakan klorofil yaitu pigmen hijau yang terdapat banyak di daun pada tumbuhan. Fotosintesis tidak hanya terjadi pada daun tumbuhan, tapi fotosintesis juga terjadi pada bagian tumbuhan yang lain. Contohnya batang. 
           Bagian daun terdiri dari epidermis atas dan bawah, mesofil daun, pembuluh angkut dan stomata. Sel-sel epidermis atas dan bawah tidak memiliki kloroplas sehingga fotosintesis tidak terjadi di sana. Epidermis atas berperan sebagai pelindung bagi bagian dalam daun.     
Stomata memiliki lubang yang diapit oleh dua sel penjaga. Fungsi stomata adalah untuk pertukaran udara, yaitu membiarkan CO2 masuk dan mengeluarkan O2. Pembuluh angkut teridiri dari xylem dan floem. Pembuluh ini merupakan bagian dari sistem transportasi tumbuhan.
Fungsi xylem adalah untuk mengangkut air dan zat hara ke daun dan fungsi xylem adalah untuk mengangkut nutrisi dari daun kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan mesofil daun tersusun atas banyak kloroplas dan disinilah proses fotosintesis terjadi.

KLOROFIL
         Struktur dari kloroplas terdiri dari membran luar dan dalam, ruang intermembran, stroma dan tilakoid yang ditumpuk pada grana. Sementara bagian dari klorofil hanya terdiri dari membran dari tilakoid.
         Klorofil terlihat hijau karena berfungsi untuk menyerap cahaya merah dan biru, dengan
begitu warna-warna tersebut tidak dapat dilihat oleh mata kita. Warna hijau pada klorifil adalah cahaya hijau yang tidak diserap oleh daun dan akhirnya sampai pada mata kita. Itulah kenapa daun tampak hijau. 

Namun, cahaya merah dan biru adalah energi yang diserap untuk melakukan fotosintesis. Cahaya hijau yang bisa kita lihat merupakan cahaya yang tidak dapat diserap oleh tumbuhan, dengan demikian tidak dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis.

Dalam proses fotosintesis perubahan energi yang terjadi adalah karbondioksida dan air diubah menjadi glukosa oksigen dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Reaksi kimia yang keseluruhan yang terlibat dalam fotosintesis adalah: 
                                                KLOROFIL
6CO2  + 6H2O                                                         C6H12O6  +  6O2
                                                                CAHAYA

Jadi, tumbuhan mendapatkan energi cahaya matahari, karbon dioksida, dan air untuk proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi energi dalam bentuk glukosa.
Oksigen (O2) yang dihasilkan tumbuhan adalah O2 yang kita hirup. Oleh karena itu tumbuhan disebut sebagai sumber kehidupan, karena tanpanya kita tidak bisa hidup. Maka sangat penting bagi kita untuk tetap menjaga kelestarian hutan dan tumbuhan disekitar kita.

          Fotosintesis terjadi melalui dua tahap reaksi, yaitu :

Reaksi fotolisis/ reaksi terang/ reaksi Hill, adalah reaksi yang terjadi di dalam kloroplas, memerlukan cahaya, air terurai menjadi O2 dan H2O. Pada saat klorofil menerima energi cahaya maka klorofil tersebut akan mengalami penambahan energi. Adanya penambahan energi akan menyebabkan adanya elektron yang terlepas dari klorofil tersebut. Elektron yang terlepas tersebut akan diterima oleh senyawa penerima elektron. Selanjutnya elektron tersebut akan diteruskan ke senyawa penerima lain. Proses peredaran elektron ini biasanya disebut dengan transfer elektron.
TAHAPAN REAKSI TERANG:
penangkapan cahaya matahari oleh fotosistem. Ketika sinar foton mengenai fotosistem, salah datu elektronnya tereksitasi keluar. Dan ketika elektron kembali pada kedudukan semula, elektron tersebut mengeluarkan energi.
Setelah fotosistem menyerap energi matahari,energi ini digunakan untuk fotolisis yaitu memecah molekul air
Air akan pecah menjadi ion hydrogen (2H+), gas oksigen, dan elektron (e)
Ion hydrogen ditangkap NaDP+ menjadi NADPH2
Gas oksigen O2 dilepas ke udara
Elektron bebas yang terbentuk akan mengalami pemindahan atau transfer elektron melalui fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik

Reaksi fisika CO2/ reaksi gelap/ reaksi Blackman, yaitu reaksi yang terjadi dalam kloroplas, tidak memerlukan cahaya. Prosesnya berupa siklus yang disebut Siklus Calvin. Reaksi ini berlangsug dengan bantuan ATP dan NADPH2 yang dihasilkan dari reaksi terang. Hasil dari reaksi gelap adalah molekul karbon berenergi tinggi seperti glukosa, fruktosa, dan amilum.
TAHAPAN REAKSI GELAP
Tahap Fiksasi Karbondioksida
Gas CO2 dari lingkungan akan berdifusi ke dalam daun dan akan difiksasi oleh RuBP (ribulose Biphosphat), suatu molekul yang mengandung atom 5C hingga terbentuk molekul fosfogliserat (PGA)
Tahap Reduksi PGA
PGA direduksi oleh NADPH2 dengan tambahan ATP dari reaksi terang hingga terbentuk fruktosa 1,6 difosfat. Senyawa ini selanjutnya berubah menjadi senyawa gula yaitu glukosa dan fruktosa.
Tahap Regenerasi
PGA yang dihasilkan akan membentuk kembali RuBP yang akan memfiksasi gas CO2
 
Kesimpulan dari reaksi gelap adalah:
Reaksi gelap/siklus Calvin membutuhkan 3 molekul karbondioksida.
Reaksi gelap membutuhkan 9 molekul ATP dan 6 molekul NADPH yang dihasilkan dari reaksi terang fotosintesis.
Reaksi gelap melepaskan 1 molekul gliseraldehida 3 fosfat (G3P) dalam sekali siklus.
Dibutuhkan 2 molekul G3P untuk membentuk 1 molekul glukosa, artinya dibutuhkan 2 kali reaksi gelap untuk menghasilkan 1 molekul glukosa.

Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada siang hari antara tumbuhan dan manusia terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Pada siang hari tumbuhan menghasilkan oksigen yang sangat kita perlukan untuk respirasi dan sebaliknya pada waktu kita bernapas kita mengeluarkan karbondioksida  yang sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Dengan demikian antara tumbuhan dan manusia akan terjadi siklus oksigen secara sederhana. 
Fungsi klorofil pada fotosintesis yaitu:
1.      Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen.
2.      Memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat.
3.      Menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan, dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.
4.      Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.
5.      Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi.
6.      Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun.

Tumbuhan Berklorofil

Pengertian Tumbuhan Berklorofil
Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri kingdom Plantae (dunia tumbuhan) yaitu tersusun dari sel eukariotik, multiseluler, mempunyai dinding sel dari selulosa, mempunyai klorofil, menyimpan makanan cadangan dalam bentuk amilum, dan bersifat autotrof (dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik). Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Pada umumnya, tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi memiliki organ utama seperti akar, batang, dan daun. Proses tumbuh pada tumbuhan berlangsung sepanjang hidup dan terjadi pada bagian tubuh tertentu yang disebut titik tumbuh, misalnya yang terjadi pada ujung batang dan ujung akar.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang autotrof artinya mahluk hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung pada mahluk hidup lain. Makhluk hidup yang lain (bersifat heterotrof) sangat bergantung pada mahluk hidup autotrof.
Jika kita melihat tumbuh-tumbuhan, warna yang tampak paling menonjol adalah warna hijau, hal ini disebabkan adanya zat hijau daun yang disebut klorofil. Tumbuh-tumbuhan dapat pula mempunyai warna-warna lain, yaitu kuning atau merah tergantung pada pigmen (zat warna) yang dikandungnya. Pigmen atau zat warna pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdapat dalam sel-sel jaringan meristem yang dalam perkembangannya akan membentuk kloroplas ataupun kormoplas.
Semua tumbuhan berklorofil atau memiliki zat hijau bernapas dengan menggunakan stomata, termasuk pohon pisang dan mangga. Kedua tumbuhan ini berklorofil sehingga membutuhkan oksigen. Stomata adalah alat pernapasan tumbuhan berklorofil yang berupa bulu-bulu halus. Biasanya, alat ini terdapat di permukaan daun. Udara masuk melalui stomata lalu menuju ke bagian inti sel hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh tumbuhan. Nah, selain lewat stomata, tumbuhan bernapas dengan pori-pori yang terdapat di batang. Udara masuk melalui pori-pori tersebut. Masih ada satu bagian lagi pada tumbuhan yang menjadi keluar masuknya udara, yaitu akar. Walaupun letaknya di dalam tanah, bukan berarti udara tidak dapat menembus akar. Justru, akar menjadi salah satu bagian penting dalam pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkan tumbuhan.

Contoh-contoh Tumbuhan Berklorofil
Tumbuhan Lumut

Ciri-ciri tumbuhan lumut:
~ Multiseluler, berklorofil, dan bersifat fotoautotrof.
~ Akar, batang, dan daun belum bisa dibedakan.
~ Tidak memiliki jaringan pembuluh.
~ Habitat di tempat lembab atau basah.
~ Memiliki siklus pergiliran keturunan (metagenesis).
~ Mengalami dua fase kehidupan. yaitu fase gametofit dan fase saprofit.
~ Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus (lembaran) dan tumbuhan  berkormus (cormophyta).

-Siklus Reproduksi Lumut-
Dalam perkembangbiakannya, lumut mengalami siklus pergiliran keturunan yang dikenal dengan istilah metagenesis
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
1.      Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang dan terdapat di bawah tangkai atau talusnya. Umumnya hidup di tebing-tebing yang lembab. Contoh: Marchantia polymorpha, Ricciocarpus sp.
2.      Lumut daun (Bryophyta), banyak ditemukan di tempat yang basah atau lembab, berbatang semu, dan terdapat daun yang bersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersekat dan berfungsi sebagai akar. Contoh: Polytrichum juniperinum dan Pogonatum cirratum.
3.      Lumut tanduk (Anthocerotophyta), memiliki sporofit yang membentuk kapsul memanjang mirip seperti tanduk hewan. Contoh: Anthoceros leavis.
Beberapa manfaat tumbuhan lumut, diantaranya:
Berperan dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang.
Beberapa spesies Sphagnum sp dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata, Sphagnumjenis cristatum dan subnitens dalam kondisi kering juga dapat digunakan untuk medium pertumbuhan pada tanaman-tanaman holtikultura, seperti sayur dan buah-buahan.
Lumut jenis Marchantia sp digunakan sebagai obat penyakit hati.
Secara keseluruhan, tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah terjadinya erosi, mengurangi resiko banjir, dan juga dapat berguna untuk penyerapan air tanah sehingga dapat menyediakan air pada saat terjadinya musim kemarau. Begitu juga dengan tumbuhan lumut yang sudah mati dapat dimanfaatkan menjadi penambah zat organik dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur dan tumbuhan lain dapat tumbuh diatasnya.
Tumbuhan lumut yang hidup di atas bebatuan juga lama kelamaan akan menyebabkan pelapukan pada batuan, sehingga batu hancur dan menjadi tanah. Proses pelapukan batuan yang dibantu oleh tumbuhan lumut disebabkan oleh rizoid lumut yang menembus permukaan batuan, sehingga batuan menjadi rapuh dan hancur lalu membentuk tanah dan menjadi tempat tumbuh tanaman lainnya, sehingga lumut juga disebut sebagai tumbuhan perintis (mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya).

Rumput

Rumput merupakan tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan aset utama lapangan sepak bola. Ada berbagai jenis rumput, diantaranya yaitu rumput gajah, rumput laut, rumput peking, dan lain-lain.

Tumbuhan Paku

Ciri-ciri tumbuhan paku:
~ Sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
~ Memiliki berkas pembuluh angkut.
~ Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit (menghasilkan spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin). Fase sporofit memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.
~ Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun tropofil (untuk fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).
~ Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun mikrofil
       (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar).
~ Habitat ada yang di darat dan di perairan.

Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi tiga:
1.      Paku homospora, yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora. Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Lycopsida (paku kawat).
2.      Paku heterospora, yaitu paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda, yaitu mikrospora (jantan) dan makrospora (betina). Contoh: Selaginella wildenowii (paku rane), Marsilea crenata (semanggi).
3.      Paku peralihan, yaitu paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Jenis ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
Struktur Tumbuhan Paku
Akar
berbentuk serabut telahberdiferensiasi menjadi kulit luar ( epidermis), kulit dalam ( korteks) dan silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang sifatnya konsentris ( xylem dikelilingi oleh floem)
   Daun
Daun pada tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi :
a.    Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :
Mikrofil yaitu daun kecil terdiri atas satu lapis sel, bentuk seperti sisik, tidak mempunyai tangkai, tulang dan daging daun
Makrofil yaitu daun besar yang memiliki tangkai,tulang dan daging daun. Daun ini sudah berdiferensiasi menjadi epidermis dan mesofil daun. Mesofilnya tersusun atas jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons) serta tulang daun
.
b.    Berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi :
Tropofil yaitu daun yang berfungsi untuk fotosintesis
Sporofil yaitu daun yang berfungsi untuk penghasil spora. Daun sporofil mempunyai kotak spora ( sporangium) yang terkumpul dalam sorus yang terletak dibawah daun. Sporangium ditutup oleh annulus, jika kekeringan sel akan mengerut dan sporangium pecah lalu spora akan keluar.
Beberapa manfaat tumbuhan paku, yaitu:
a.       Digunakan sebagai tanaman hias, seperti:
~ Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
~ Asplenium nidus (paku sarang burung)
~ Adiantum cuneatum (suplir)
~ Selaginella wildenowii (paku rane)
b.      Sebagai bahan penghasil obat-obatan, misalnya:
~ Asipidium sp
~ Dryopteris filix-mas
~ Lycopodium clavatum
c.       Sebagai tanaman sayuran, seperti:
~ Marsilea crenata (semanggi)
~ Salvinia natans (paku sampan)
~ Pteridium aqualium
d.      Azolla pinnata sebagai pupuk hijau dalam pertanian
e.       Gleichenia linearis sebagai pelindung tanaman di persemaian
f.       Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.

4.)    Tumbuhan Berbiji
Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
~ Merupakan organisme fotoautotrof.
~ Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
~ Merupakan tumbuhan heterospora.
~ Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi, seperti pohon, perdu, semak, dan herba.
~ Berkembang biak melalui proses penyerbukan dan pembuahan yang menghasilkan biji.
Klasifikasi Tumbuhan Berbiji
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka:
~ Daun sempit, tegak dan kaku.
~ Umumnya berakar tunggang.
     ~ Pembuahan terjadi secara tunggal.
~ Bakal biji tidak terlindungi daging buah.                .
~ Bentuk tubuh tumbuhan ada yang berupa semak, perdu, atau pohon.
~ Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, melainkan berbentuk strobilus.
Tumbuhan biji terbuka diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu:
1.      Cycadinae, memiliki ciri yaitu batangnya tidak bercabang, daunnya berbentuk pita dengan tulang daun yang menyirip. Jenis ini memiliki strobilus jantan yang halus dan kecil. Sedangkan, strobilus betina lebih besar dan berkayu. Contoh: pakis haji (Cycas rumpii)
2.      Gnetinae, memiliki strobilus tunggal yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar. Contoh: melinjo (Gnetum gnemon).
3.      Coniferae, memiliki batang yang tegak, lurus, dan bercabang, daun nya berbentuk jarum. Strobilus berbentuk kerucut, terdiri dari strobilus jantan (berupa sisik) dan strobilus betina (menghasilkan bakal biji). Contoh: pinus (Pinus merkusii), dan damar (Agathis alba).
4.      Ginkgoinae, berupa pohon besar dengan daun lebar berbentuk seperti kipas. Tumbuhan ini meranggas saat musim panas, dan umumnya digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Contoh: ginkgo (Ginkgo biloba)

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Ciri ciri tumbuhan berbiji tertutup:
~ Berdaun lebar, tunggal, dan majemuk.
~ Bakal biji terlindung oleh daging buah.
~ Akar tunggang atau serabut.
~ Pembuahan terjadi secara ganda.
    ~ Memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan (benang sari sebagai alat ke-lamin jantan dan putik sebagai alat ke-lamin betina).
Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Monokotil (berkeping satu)
2.      Dikotil (berkeping dua)
Tabel Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Bagian
Monokotil
Dikotil

Akar
Serabut, tidak berkambium
Tunggang, berkambium

Batang
Beruas dan berbuku,  tidak bercabang
Tidak beruas dan berbuku, bercabang-cabang

Tulang daun
Sejajar atau melengkung
Menyirip atau menjari

Keping biji
Satu
Dua

Perhiasan bunga
Mahkota bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
Mahkota bunga berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya

Berkas pembuluh
Tersebar pada batang
Tersusun dalam lingkaran pada batang

Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain sebagai berikut:
Gandum, padi, jagung dan sagu merupakan makanan utama sebagian besar penduduk di dunia.
Kacang, tomat, kol, kentang, dan wortel merupakan makanan sayuran sebagai sumber serat, protein, dan vitamin.
Kapas dan rami sebagai bahan sandang.
Kayu sebagai bahan papan dan perabotan.
Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida, dan sumber oksigen.
Berbagai jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik.
Bahan bangunan, contohnya, Tectona grandis.
Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.
5) ALGA

Ciri-ciri umum alga:
~ Ukuran sangat beragam.
~ Tubuh algae disebut talus.
~ Talus terdiri atas: uniseluler dan multiseluler.
~ Bersifat eukariotik dan inti selnya memiliki membran.
~ Mengandung klorofil untuk fotosintesis.
~ Bersifat autotrof.

~ Reproduksi aseksual (pembelahan sel dan fragmentasi) dan seksual (isogami, anisogami, dan
oogami)

Beberapa jenis alga:
Chlorophyta (alga hijau)
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga yang hidup di laut. Kelompok alga hijau berkembangbiak secara:
• Vegetatif (aseksual), yaitu: pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,pembentukan spora
• Generatif (seksual), yaitu: isogami, anisogami dan oogami.

Beberapa contoh alga hijau yang sering Anda jumpai di kolam sekitar anda antara lain :
~ Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak. Contoh: Chlorella, Chlorococcum
~ Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak. Contoh: Chlamidomonas
~ Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak. Contoh : Hydrodictyon
~ Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak. Contoh : Volvox
~ Chlorophyta berbentuk benang. Contoh: Spyrogyra
~ Chlorophyta berbentuk lembaran. Contoh: Ulva, Chara
Manfaat alga hijau diantaranya yaitu sebagai sumber makanan dan pelengkap/ suplemen makanan, membantu detoksifikasi bahan kimia dan logam berat seperti timah, merkuri, cadmium, arsenik, alumunium dan uranium, Chlorella dapat mengurangi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas hidup dan menormalkan fungsi tubuh.

Phaeophyta (alga coklat)
Bentuk tubuh alga ini seperti tumbuhan tinggi. Ada sekitar 1.500 spesies alga coklat, sebagian besar hidup di air laut, terdampar di pantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Alga coklat ini sering disebut klep yang merupakan protista laut terbesar dan paling rumit. Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin selain klorofil, karoten dan xantofil. Alga coklat banyak memiliki struktur khusus. Tubuh tanaman yang bercabang dapat memiliki kantong udara untuk mempertahankan agar tetap dapat mengapung. Daun alga lebar yang mirip dengan daun tumbuhan biasa terhubung ke tangkai keras disebut stipe.
Reproduksi vegetatif Phaeophyta dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot. Contoh dari alga ini antara lain: Sargassum, Macrocystis, Ectocarpus, dan Fucus.Alga coklat seperti alang-alang batu atau Fucus merupkan organisme yang biasa terdapat digaris pantai perairan dingin yang berbatu-batu.
Di Asia berbagai macam alga coklat dikonsumsi sebagai makanan. Banyak orang menganggap alga coklat dan alga merah mungkin menjadi sumber makanan bagi manusia untuk masa yang akan datang. Alga coklat mengandung vitamin dan mineral yang seimbang dan bermanfaaat seperti serat, asam amino, dan B-kompleks, kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zikn, boron dan iodine. Algin, senyawa yang ditemukan pada alga coklat sering digunakan dalam pembuatan lateks, bahan untuk mengkilap keramik, kosmetik, dan es krim.

Rhodophyta (alga merah)
Alga ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Contoh: Euchemma spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Alga merah mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Hal ini memungkinkan alga yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen alga ini menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis alga ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnyaChondrus crispus dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides,Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.

Chrysophyta (alga keemasan)
Alga keemasan adalah salah satu kelas dari kelompok alga Heterokontophyta. Warnanya yang kuning keemasan berasal dari kandungan pigmen karotena dan xantofil yang banyak sehingga mendominasi warna kloroplasnya dan membuat klorofil tidak terlalu tampak. Kloroplas alga ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Nama "Chrysophyta" diambil dari bahasa Yunani, yaitu chrysos yang berarti emas.
Sel-sel alga keemasan memiliki inti sejati, dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau zat kersik. Alga ini ada yang hanya satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Alga uniseluler dapat hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Alga yang multiseluler membentuk koloni atau berbentuk berkas pita (filamen). Habitatnya adalah air tawar, di laut, dan di tanah yang lembab.
Ada dua cara perkembangbiakan, seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Perkembangbiakan generatif melalui cara-cara konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan melalui pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (baik aplanospora maupun zoospora).
Sel-sel alga keemasan yang telah mati khususnya jenis diatom, nantinya akan megendap dan membentuk  endapan tanah diatom. Tanah diatom ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter/saringan mikrobiologi, sebagai insulator panas dalam industri alat-alat yang menggunakan suhu 1000˚ F ke atas, penyekat dinamit, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat & piringan hitam, penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.

D.   Tumbuhan Tidak Berklorofil
Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil tidak dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun (klorofil). Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun hewan, dan hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya.

  Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil
Tali Putri (Cassytha filiformis)

Struktur tubuh tanaman tali putri mempunyai bagian yang langsung menembus sel tumbuhan tempat tinggalnya dan menyerap makanan yang ada di dalamnya. Bagian tali putri yang menembus tumbuhan tempat hidupnya disebut haustoria. Apabila tali putri hidup pada suatu tumbuhan dalam waktu yang lama, tumbuhan tersebut akan mati, karena makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut terserap habis oleh tali putri.
Walaupun tumbuh sebagai parasit, ternyata tali putri mengandung banyak khasiat, salah satunya memiliki kandungan zat yang bisa digunakan sebagai zat pembunuh sel kanker. Tanaman tali putri sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obat herbal anti kanker. Berdasarkan sebuah penelitian, tanaman parasit ini memiliki efek sitotoksik atau bisa membunuh sel kanker. Selain memiliki kandungan zat pembunuh sel kanker, tali putri juga berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), pereda demam, anti radang, pereda nyeri dan batuk serta beberapa penyakit lain seperti sakit kuning dan disentri.
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki tali putri memiliki efek sebagai antioksidan, relaksasi pembuluh darah dan memiliki efek antimikroba terhadap kuman gonorhe, yakni penyakit menular seksual, kuman penyebab disentri, pembesaran kelenjar limfe hingga gangguan fungsi syaraf. Selain berkhasiat terhadap berbagai penyakit dalam, tanaman tali putri juga bisa untuk mengobati penyakit luar seperti luka bakar, bisul dan eksim serta bisa juga dimanfaatkan sebagai penyubur rambut, dengan memanfaatkan kandungan lendir yang terdapat pada tanaman ini.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan tanaman tali putri sebagai obat herbal yaitu, adanya penelitian yang menyebutkan bahwa pada dosis tinggi tanaman ini dapat menyebabkan kejang yang membahayakan jiwa dan kemungkinan terjadi gangguan pembekuan darah, oleh karena itu wanita hamil sebaiknya menghindari penggunaan tanaman ini sebagai obat herbal.
Selain dosis yang harus dijaga, pemilihan tali putri untuk digunakan sebagai obat herbal pun harus diperhatikan, karena tanaman ini tumbuh di berbagai jenis tanaman lain baik yang beracun maupun tidak beracun. Tali putri yang tumbuh di tanaman beracun sama sekali tidak boleh digunakan sebagai obat herbal, karena justru dapat menyebabkan efek yang membahayakan. Meskipun memiliki berbagai khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penggunaan tanaman jenis ini masih memerlukan penelitian praklinik dan klinik lebih lanjut, sehingga bagaimanapun tetap berkonsultasi dengan dokter ahli merupakan pilihan yang paling bijaksana.
Rafflesia

Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka jauh.Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus titanummempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem talipot (Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga.
Jamur (fungi)

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil. Dinding sel jamur terdiri dari kitin, bukan selulosa seperti pada tumbuhan lainnya. Jamur tidak mempunyai klorofil maupun kromatofor. Jamur yang berwarna bukan karena mengandung kromatofor melainkan senyawa aromatik.
Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. Ciri-ciri jamur diantaranya yaitu:
~ Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel tunggal.
~ Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
~ Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit maupun saprofit.
~ Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
~ Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa.
~ Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi untuk menyimpan makanan.
~ Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang cahaya.
~ Reproduksi secara asek-sual melalui pembelahan dan secara sek-sual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk.
~ Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Struktur Dasar Sel Jamur

Ada bermacam-macam spora yang dihasilkan oleh jamur, yaitu:
a.    Spora kembara, terutama pada jamur yang tumbuh di dalam air.
b.    Endospora, yaitu spora yang terbentuk dalam sel tubuh jamur itu sendiri.
c.    Ascospora, yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah berbentuk gada yang disebut ascus.
d.   Basidiospora, yaitu sporaspora yang terbentuk dalam badan buah basidium.
e.    Konidia, yaitu ujung suatu hifa yang bersekat berfungsi sebagai spora.
Jamur dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, yaitu:
1) Jamur saprofit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang telah mati dan juga pada bahan sisa-sisa makhluk hidup.
2) Jamur parasit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih hidup dan merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya.
3) Jamur simbiosis, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih hidup dan saling menguntungkan.
Karena jamur merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil, jamur tidak bisa membuat makanannya sendiri. Untuk memperoleh makanannya, jamur  mengeluarkan enzim. Enzim ini digunakan untuk mencerna barang-barang yang ada disekelilingnya, seperti: daun, buah, makhluk mati, atau bahan organik lainnya. Proses pencernaan tersebut disebut dengan pencernaan ekstraseluler. Ekstraseluler adalah pencernaan yang berlangsung diluar sel tubuh organism tersebut.
Macam-macam Jamur dan Manfaatnya
1.      Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan sebutan oyster mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang atau tiram dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah untuk dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku usaha. Manfaat: jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling sering dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram diolah menjadi sate jamur, keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.
2.      Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang memiliki kandungan protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas kolesterol. Jamur jenis ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai panas, dengan suhu rata-rata 20-30 ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual dalam keadaan segar, jamur kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang cukup mahal. Manfaat: jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran ketika memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat. Selain itu jamur kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung, pembuluh darah dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid, antiplatelet dan antipengentalan darah, serta sebagai antipendarahan.
3.      Jamur Shitake
Jamur shitake (Lentinus sp) sering disebut juga dengan nama hioko atau Chinese black mushroom. Jamur jenis ini bisa tumbuh di gelondongan kayu atau dibudidayakan dengan media berupa serbuk gergaji kayu. Manfaat : jamur shitake dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan untuk sayur lalapan atau dimasak menjadi aneka makanan olahan jamur. Selain itu jamur shitake juga dimanfaatkan sebagai obat, karena mengandung lentinen yang berfungsi sebagai anti-kanker.
4.      Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi (Ganoderma sp) merupakan salah satu jenis jamur yang dikenal masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki bentuk seperti kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena khasiatnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Manfaat: jamur lingzhi merupakan bahan obat yang sering digunakan sebagai campuran minuman atau dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa yang terdapat dalam jamur lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan kebugaran konsumennya, serta bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci bahan-bahan beracun yang ada di dalam tubuh.
5.      Jamur Maitake
Jamur maitake (Grifola sp) memiliki sebutan khusus yaitu “Hens of the wood” atau ayam betina dari kayu. Sebutan ini diberikan karena bentuk jamur maitake sangat mirip dengan jengger ayam. Seperti halnya pada jamur lingzhi, jamur maitake juga dikenal masyarakat sebagai bahan obat. Manfaat: kandungan senyawa pada jamur maitake dipercaya memiliki kemampuan sebagai anti-kanker dan anti-HIV. Biasanya pemanfaatan jamur maitake bisa berupa ekstrak maupun dalam bentuk serbuk.
6.      Jamur Merang
Jamur merang (Volvariella sp) merupakan jamur kompos yang banyak digemari masyarakat. Biasanya jamur ini tumbuh ditumpukan jerami yang membusuk pada saat musim panen padi berlangsung. Untuk membudidayakannya bisa menggunakan jerami atau merang, limbah kapas, limbah kertas, ampas sagu, atau serbuk gergaji kayu. Manfaat: jamur merang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan yang diolah menjadi aneka macam masakan jamur, seperti diolah menjadi soup jamur, tumis jamur, sate jamur, dll.

7.      Jamur Champignon/Jamur Kancing
Jamur champignon (Agaricus sp) biasa disebut juga jamur kancing. Bentuk jamur ini sekilas  sangat mirip dengan jamur merang, yang membedakannya hanya pada batang jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai cincin, serta memiliki warna putih bersih. Manfaat: rasanya yang nikmat membuat jamur champignon digemari para konsumen sebagai salah satu bahan makanan yang sehat dan kaya manfaat. Biasanya jamur kancing ini digunakan sebagai bahan campuran dalam sebuah masakan.
8.      Penicillium notatum, menghasilkan antibiotic penicillin.
9.      Aspergillus wentii, berperan dalam pembuatan kecap dan tauco.
10.  Aspergillus oryzae, berperan dalam pembuatan tape dan ubi.
11.  Saccharomyces cereviceae, berperan dalam pembuatan roti.
12.  Rhizopus oryzeae, berguna dalam pembuatan tempe.

Beberapa contoh jamur yang merugikan adalah sebagai berikut:
a.       Conticium salmonella (jamur upas), hidup pada cabang pohon buah-buahan dan pohon karet, membuat warna menjadi oranye dan cabang tumbuhan mati.
b.      Exobasidium vexans, hidup sebagai parasit pada daun teh.
c.       Odium tuckeri, parasit pada daun dan buah anggur.
d.      Sclerospora jacvanica, jamur yang menyerang jagung.
e.       Plasmodium brassiciae, menyebabkan penyakit pada kubis.
f.       Phytopora nicotineae, menyebabkan penyakit tunas pada jagung.
g.      Empusa muscae, menyebabkan penyakit pada lalat.
h.      Erysip he polygoni, menyerang tanaman polongan terutama kacang kapri.
i.        Amanita phalloides, merupakan jamur yang sangat beracun.
j.        Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
k.      Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
l.        Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.
m.    Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
n.      Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.

E.Struktur dan Fungsi Alat Tubuh Tumbuhan
Organ pada tumbuhan tersusun dari beberapa jaringan tumbuhan, Yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Dilihat dari fungsinya organ pada tanaman dapat di bedakan menjadi dua yaitu Organ hara atau organa nutritiaum dan organ reproduksi atau organa reproductikum. Organ Pada Tumbuhan terdiri dari Akar, Batang, Daun, Bunga dan Buah. Masing-masing memiliki tiga macam jaringan, yaitu:
1. Jaringan kulit (epidermis).
    Epidermis berfungsi melindungi semua bagian tubuh tumbuhan.
2. Jaringan dasar (parenkim).
    Fungsi jaringan dasar adalah untuk fotosintesis, penyimpanan , dan penyokong.
2. Jaringan pembuluh (vaskuler).
    Jaringan ini berfungsi dalam transpor dan penyokongan.
Organ Tumbuhan

Akar
Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing sehinga lebih mudah menembus tanah. Akar berasal dari akar lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar berkembang dari meristem apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah.
Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang disebut daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi sel atau zona pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen seperti xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
Akar pada tanaman mempunyai fungsi sebagai berikut :
Sebagai alat untuk memperkokoh tanaman.
Sebagai alat untuk menyerap sari makanan dari dalam tanah seperti air dan unsur hara.
pada beberapa tanaman terdapat akar yang berfungsi sebagai alat pernafasan.
Pada beberapa jenis tanaman berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
Pada beberapa jenis tanaman ada akar yang mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkembang biak.
Alat untuk membantu menegakkan batang tanaman.
Struktur akar sebagai organ pada tumbuhan :
Epidermis atau kulit luar, Mempunyai dinding sel yang tipis dan memiliki susunan yang rapat tanpa adanya rongga antar sel. Epidermis mempunyai fungsi untuk melindungi dan penerus air ke bagian dalam akar.
Korteks, mempunyai fungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Endodermis, Mempunyai dinding sel yang tebal dan terdapat zat gabus. Endodermis mempunyai fungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya bahan makanan menuju dan dari akar.
Stele atau silinder pusat, Terdiri atas perisikel dan jaringan pengangkut xilem, dan floem. Stele atau silinder pusat terletak di bagian dalam endodermis. Pada akar monokotil atau akar serabut di antara jaringan xilem dan floem tidak ada kambiumnya, sedangkan pada akar dikotil atau akar tunggang di antara jaringan xilem dan floem ada kambiumnya.
Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses imbibisi, difusi, dan osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk melakukan penyerapan adalah daerah yang memiliki rambut akar yang merupakan daerah perluasan epidermis. Sebelum air tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel rambut akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.
Akar dibedakan menjadi 2 , yaitu akar dikotil dan akar monokotil:

a. Struktur Akar Dikotil
Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan floem pada tumbuhan dikotik tersusun membentuk jari-jari (radial). Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilinginya. Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang menghasilkan unsur kayu ke arah luar membentuk kulit.
b.Struktur Akar Monokotil

Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar dikotil. Xylem dan floem mirip dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak di bagian tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara berselang-seling.

2. Batang
Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang berfungsi sebagai penyangga. Batang disusun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda sehingga terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan lunak (herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).
Fungsi batang adalah sebagai berikut:
Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan dari daun ke seluruh bagian tubuh.
Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
Tempat penimbunan cadangan makanan.
Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:
Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis dan terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah “kulit pertama”.
Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari batang. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium.

Struktur Batang Dikotil
 
Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:
Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat kitin yang berfungsi untuk melindungi batang agar tidak kehilangan banyak air.
Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis. Terdapat sel kolenkim dan sel parenkim. Sel kolenkim berfungsi sebagai jaringan penunjang. Sedangkan sel parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk mengisi dan menyimpan zat.
Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi stele adalah untuk memberi kekuatan pada batang.
Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.
Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel. Fungsi berkas pembuluh adalah sebagai pengangkut zat.
Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan batang mengalami penambahan diameter. Fungsi kambium adalah untuk membentuk xilem dan floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium vaskuler yang berada di antara xilem dan floem, dan kambium intervaskuler yang berada di antara dua berkas pengangkut.
Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar kambium. Fungsi floem adalah untuk mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh.
Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam kambium. Fungsi xilem adalah untuk menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun.
b. Struktur Batang Monokotil
Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:
Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya lebih tebal daripada dinding sel epidermis dikotil. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung supaya tidak banyak kehilangan air.
Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di bagian dalam epidermis. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui pasti fungsi meristem dasar.
Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi berkas pembuluh mirip dengan yang dimiliki tumbuhan dikotil.
Daun
Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Selain itu, fungsi daun adalah sebagai tempat pengeluaran air dengan cara penguapan dan respirasi.
Fungsi daun pada tanaman :
Sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis
Pada beberapa jenis tanaman berfungsi sebagai alat perkembangan vegetatif
Sebagai tempat evaporasi atau penguapan
Sebagai alat pernafasan
Untuk menyerap cahaya matahari

Struktur Daun
 
Secara morfologis dan anatomi, daun merupakan organ tumbuhan yang paling bervariasi. Daun dapat dibedakan, menjadi beberapa bagian, yaitu pangkal daun, tangkai daun, dan helaian daun. Bentuk, struktur, dan ukuran daun pada tumbuhan berbeda-beda. Hal ini, digunakan untuk klasifikasi tumbuhan. Daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh.

1. Epidermis
Daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya, baik permukaan atas, dinamakan permukaan adaksial, maupun pada permukaan bawah, yang dinamakan permukaan abaksial.
Sel epidermis umumnya tersusun rapat membentuk suatu lapisan yang kompak, tanpa ruang interseluler. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel epidermis memanjang yang disebut sel panjang. Di sebelah atas tulang daun terdapat sel pendek yang terdiri atas dua tipe sel, yaitu sel silika dan sel gabus.
    Pada epidermis terdapat hubungan yang putus-putus oleh suatu lubang yang sangat kecil. Bagian tersebut adalah ruang antarsel yang dibatasi oleh dua sel khusus yang disebut sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama membentuk stroma. Jadi, stomata terdiri atas sel penutup yang berkloroplas, sel yang tidak berkloroplas, dan celah stomata.
    Stomata berfungsi dalam pertukaran gas dan penguapan air. Pada tumbuhan darat, stomata umumnya terletak pada bagian bawah permukaan daun. Sedangkan, pada tumbuhan air, stomata terletak pada permukaan atas daun.
2. Mesofil
Mesofil adalah jaringan yang bersifat parenkim, di sebelah dalam epidermis. Mesofil terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang (jaringan spons). Kedua jaringan tersebut banyak mengandung kloroplas sehingga menjadi tempat terjadinya fotosintetis. Jaringan palisade terletak langsung di bawah epidermis, tetapi kadang-kadang ada hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade.
        Sel-sel parenkim bunga karang bentuknya beragam, dapat menyerupai sel-sel palisade, karena diameternya hampir sama atau dapat pula memanjang sejajar dengan arah permukaan daun. Pada jaringan spons terdapat ruang antar sel (sel-selnya tidak rapat). Pada jaringan spons, terdapat kloroplas yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jaringan palisade. Ciri khas sel-sel parenkim bunga karang ialah adanya cupingcuping yang menghubungkan sel-sel di sebelahnya.
3. Jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh pada daun terdapat pada tulang daun. Selain itu, pada daun terdapat urat-urat halus yang berperan sebagai pembuluh nadi yang membawa makanan ke seluruh tubuh. Tulang daun berfungsi untuk menguatkan daun. Selain itu, urat-urat daun pada tumbuhan berperan sebagai kerangka daun.
Bunga
Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan. Untuk memahami proses fertilisasi pada tumbuhan perlu mengetahui terlebih dahulu tentang bagian-bagian bunga. Bunga  berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan dan merupakan alat fertilisasi pada tumbuhan.
Secara umum, bunga terdiri dari dua bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Yaitu bagian steril dan fertil. Bagian steril pada bunga berfungsi sebagai pelengkap dan penghias. Sedangkan bagian fertil pada bunga berfungsi sebagai alat perkembang biakan. Bagian Steril terdiri dari ibu tangkai bunga, tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung, daun tangkai, dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya. Berikut ini adalah nama dan penjelasan tentang bagian-bagian bunga dan fungsinya sebagai alat fertilisasi pada tumbuhan.

1. Tangkai Induk Bunga
Tangkai induk bunga atau ibu tangkai bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis) adalah aksis perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang.
2. Tangkai Bunga
Tangkai bunga (pedicellus) adalah bagian bunga yang tepat berada dibagian bawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga.
3. Dasar Bunga
Dasar bunga (receptacle) adalah bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya mahkota bunga. Fungsi dari Dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga.
4. Daun Pelindung
Daun pelindung (brachtea) adalah daun yang diketiaknya ditumbuhi bunga, daun pelindung merupakan daun terakhir.
5. Daun Tangkai
Daun tangkai (brachteola) adalah daun yang letaknya berada di pangkal tangkai bunga yang berperan sebagai pelindung.
6. Kelopak Bunga
Kelopak bunga (sepal) adalah bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat bunga masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya menyerupai daun.
7. Mahkota Bunga
Mahkota bunga (corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka ragam warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota bunga disebut sebagai perhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota bunga memikat serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan.
8. Benang Sari
Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil yang terdiri atas kepala sari (anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan penunjang kepala sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan.
9. Putik
Putik (pistil) adalah bagian alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina dan terdapat bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas dua bagian yakni kepala putik dan tangkai putik.
BUAH
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
a. Kulit Buah (Epikarp)
Kulit pada buah berbeda-beda, ada yang keras ada pula yang lunak. Pada buah kering kulitnya seperti dinding yang membentuk suatu kulit berkayu yang keras. Contohnya pada buah kacang polong. Namun, ada juga bagian kulit buah yang berupa selaput tipis, contohnya buah anggur.
b. Daging Buah (Mesokarp)
Daging buah merupakan lapisan tengah yang berdaging tebal. Bagian ini dapat dilihat secara jelas pada buah apel dan mangga.
c. Bagian dalam Buah (Endokarp)
Lapisan dalam merupakan bagian yang liat atau keras. Contohnya terdapat pada buah rambutan.
Pada buah, ketiga bagian ini disebut perikarp.
BIJI
Perkembangan buah dan biji selalu beriringan. Saat bakal buah dan bagian-bagian bunga mulai masak menjadi buah, bakal biji juga tumbuh berkembang menjadi biji. Bentuk biji bermacam-macam. Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta) biji merupakan alat perkembangbiakan utama. Biji ini terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi di dalam bakal buah. Biji memiliki bagian-bagian seperti berikut.
a. Kulit Biji
Kulit biji terbentuk pada lapisan paling luar. Kulit biji berfungsi sebagai pelindung lembaga dan endosperm dari kekeringan, kerusakan mekanik, ataupun serangan serangga, bakteri, dan jamur. Kadang-kadang kulit ini tipis seperti kertas namun ada yang tebal dan keras. Kulit biji yang tebal berfungsi untuk melindungi biji dari pengaruh suhu yang tinggi.
b. Endosperm
Endosperm merupakan suatu jaringan yang berfungsi menyimpan makanan pada saat biji mengalami pertumbuhan.  
c. Lembaga
Lembaga merupakan bagian biji yang akan tumbuh menjadi individu atau tanaman baru. Bagian ujung bawah lembaga disebut hipokotil yang akan membentuk akar pertama. Ujung atas lembaga disebut epikotil yang merupakan calon pembentuk batang. Lembaga juga tumbuh ke arah sisi membentuk kotiledon atau daun lembaga. Kotiledon berfungsi sebagai penyimpan makanan.
         BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang autotrof artinya mahluk hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung pada mahluk hidup lain. Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil t,idak dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun (klorofil)  Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun hewan, dan hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya.

B.   Saran

Dengan hadirnya makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca mampu memahami tentang perbedaan tumbuhan berklorofil dengan tumbuhan yang tidak berklorofil. Serta mengetahui perbedaan diantara keduanya, contoh-contohnya, serta peranannya masing-masing. Demikian saran dari penulis semoga, makalah ini  dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Daftar Pustaka

Drs. Agus Rachmat, M.Pd.,dkk KONSEP DASAR IPA II, PUSAT PENERBITAN UNIVERSITAS TERBUKA
https://ardra.biz/reaksi-terang-gelap-proses-fotosintesis/
https://www.google.co.id/search?q=organ+tumbuhan&safe=strict&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwi8kvS1rcLdAhXEr48KHaF3BF8QsAR6BAgGEAE&biw=1366&bih=662#imgrc=oXbJDxfNAt58aM:
https://group6sdh.wordpress.com/2010/03/26/pendahuluan/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Kurikulum Muatan Lokal

Cara Menghafal Dhasa Dharma